Istriku tak Bisa Memasak

CERPEN SAM EDY YUSWANTO

Meski aku lelaki, tapi sejak kecil aku terbiasa melihat dan sesekali bantu-bantu ibuku masak di dapur. Kalau sekadar masak nasi di roce cooker, menjerang air, goreng telor, aku bisalah. Tapi kalau urusan bikin sayur, jujur aku menyerah. Hehe.

Sesampainya di minimarket, aku segera mengambil keranjang biru yang menumpuk di sebelah pintu masuk. Aku bergegas menuju rak berisi makanan instan. Hal pertama yang menarik perhatianku adalah mie instan.

Aku pun mengambil beberapa mie instan aneka rasa, mulai yang kuah hingga yang goreng. Aku pikir, bikin mie instan sangat mudah. Tinggal cemplung ke dalam air mendidih beserta bumbunya. Beres.

Aku berharap semoga nanti istriku bisa mencobanya. Selain mie instan, aku juga membeli beras, telor ayam setengah kilogram, saus, kecap, penyedap rasa, garam yodium, minyak goreng, gula pasir, teh, kopi, dan beberapa kudapan seperti keripik singkong dan biskuit.

Setiba di rumah, istriku menyambut kedatanganku dengan raut penasaran.

“Wah belanja nggak ngajak-ngajak, nih,” sambutnya saat membukakan pintu.

“Biar surprise,” aku tersenyum.

Selanjutnya istriku tampak keheranan saat melihat isi dalam kantong kresek besar yang kubawa. Saat ia melihat keripik singkong rasa balado, bola matanya berbinar dan langsung menyambarnya  menyobek bagian tepi bungkusnya. Aku tersenyum melihatnya.

“Eh, kita masak mie, yuk, Beb.”

“Mie?” raut mukanya berubah lugu.

Aku mengangguk.

Istriku menggeleng dengan raut enggan.

“Nggak bisa, Beb,” ujarnya datar sambil terus asyik makan keripik.

“Aku ajarin.”

Istriku menggeleng.

Aku tersenyum tipis. Berusaha sabar. Selanjutnya, yang kulakukan adalah mengambil dua mie instan kuah rasa bakso, lalu memasaknya di dapur. Perutku sudah terasa lapar.
***
KETIDAKBISAAN istriku memasak akhirnya terbongkar oleh ibuku, tepatnya saat beliau dan Mbak Ratih, kakakku, berkunjung ke rumah kontrakanku hari ini.

Lihat juga...