Rumpon Masih Jadi Andalan Nelayan di Lampung Selatan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Mendapatkan hasil tangkapan ikan sebagai sumber mata pencaharian jadi harapan nelayan. Namun penggunaan alat yang merusak lingkungan seminimalisir dihindari.
Hanafi, salah satu nelayan di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut penggunaan metode rumpon tetap dipakai. Rumpon membuat habitat yang menarik untuk ditinggali ikan.
Sebagai alternatif lokasi penangkapan ikan laut, rumpon dari rangkaian pelepah daun kelapa, rumput diletakkan pada satu titik di perairan Rajabasa. Pembuatannya kerap dilakukan berkelompok oleh nelayan untuk mempecepat proses pembuatan.
Penggunaan pelepah daun kelapa,rumput rambanan jadi penarik untuk berkembangnya plankton. Keberadaan plankton menarik ikan kecil. Sumber rantai makanan bagi ikan karang yang lebih besar menjadikan rumpon jadi lokasi berkumpulnya ikan setelah ditempatkan dalam jangka waktu dua pekan. Rumpon bisa bertahan selama dua bulan lebih dalam kondisi cuaca bagus.
“Saat ini kondisi perairan sedang teduh dan arus tenang sehingga rumpon yang telah dirangkai akan ditempatkan pada satu titik yang diberi pelampung, cara ini dilakukan nelayan untuk menambah jumlah tangkapan ikan laut,” terang Hanafi saat ditemui Cendana News, Selasa (21/7/2020)
Keberadaan rumpon menurutnya akan diiringi dengan penempatan alat tangkap pasif jenis bubu tanam. Bubu tanam merupakan alat penangkap ikan terbuat dari bambu dan kawat diberi pemberat. Keberadaan rumpon berpotensi mengundang ikan kerapu,lobster dan sejumlah ikan predator jenis lapeh hingga ikan kuniran.
