Riri Seniman TMII, Mengais Rejeki dari Bisnis Masker
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Bisnis masker ini ditengah Covid-19 ini berkah buat saya ada pemasukan. Alhamdulillah ya omzet Rp 500.000 lebih tiap bulan dapat, sudah balik modal,” paparnya.
Dalam produksi maskernya dilakukan di rumahnya di daerah Bambu Apus. Tapi untuk pemasaran dengan sendirinya banyak yang pesan kepada Riri.
Untuk menghilangkan jenuh di rumah di masa new normal dengan TMII telah dibuka kembali, Riri juga berkunjung ke Anjungan Maluku Utara untuk memasarkan maskernya dan sekaligus membuat masker di bale-bale anjungan itu.
“Buat masker di anjungan ini ya buat promosiin saja ya. Pengunjung bisa lihat proses bikinnya, tertarik motifnya, dan membeli. Alhamdulillah ada beberapa orang yang beli,” ujarnya.
Riri berharap ke depan bisnis masker ini akan berjalan terus dan meningkat pesanannya. Karena desain masker yang dia jahit adalah kreasi batik dan juga bertabur asesoris bordir payet yang lebih ke nuansa etnis Nusantara, seperti ukiran khas suku Dayak, Kalimantan Timur.
Dengan desain etnis Nusantara pada masker itu, Riri berkomitmen untuk melestarikan budaya Indonesia agar lebih dikenal masyarakat Indonesia.
Apalagi dirinya merupakan seniman maka sudah menjadi tanggung jawab untuk terus mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa.
“Saya ini kan seniman ya, dalam keterpurukan dampak Covid-19 meskipun tidak ada kegiatan melatih nari di anjungan, tentu saya harus terus berkreasi dengan membuat masker motif batik, bordir dan payet nuansa Nusantara. Bikin masker ini kan tujuannya untuk melestarikan budaya Indonesia juga,” pungkas pria kelahiran 36 tahun ini.