Riri Seniman TMII, Mengais Rejeki dari Bisnis Masker
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Bahkan kata dia, sebelumnya juga telah menyelesaikan sebanyak 120 buah masker bordir dan payet dari beberapa orang perkantoran.
“Kebanyakan yang pesan masker bordir dan payet ini ibu-ibu ya. Dengan pakai masker ini mereka terlihat cantik karena ada sentuhan bordir dan payet,” imbuhnya.
Menurutnya, karyawan TMII juga banyak yang membeli masker bordir dan payet. Bahkan beberapa pejabat di kantor manajemen TMII juga memesan masker motif ini kepadanya.
“Alhamdulillah pejabat TMII dan karyawan TMII juga orang anjungan banyak yang pesan dan beli masker ke saya,” ujarnya.
Masker bordir dan payet menurutnya, tergantung pesanan pembeli ingin didesain dengan motif bunga atau etnis daerah. “Masker payet ukiran Dayak yang paling laris ya. Harga masker desain bordir dan payet ini kisaran Rp 25 ribu-Rp Rp 30 ribu. Yang masker ukiran Dayak itu Rp 25 ribu satunya,” ungkapnya.
Riri mengaku merintis bisnis ini tidak membutuhkan modal besar. Apalagi dirinya banyak mempunyai bahan batik di rumahnya.
Sedangkan untuk kain masker bordir dan payet memang membeli. Begitu pula dengan bahan-bahan asesoris penunjangnya seperti benang jahit, jarum tangan, asesoris piring warna-warni, pasir, bordiran bunga dan daun serta lainnya.
“Kalau harga bahan bradel yang warna warni itu semeter Rp 27 ribu. Murah dan bisa digunting banyak pola masker. Bahan asesorisnya juga murah kok beli di pasar. Ya modal masker bordir dan payet kisaran Rp 500-an,” ujarnya.
Riri bersyukur di tengah pandemi Covid-19 ini, dirinya masih berlimpah berkah dan rejeki dari Allah SWT. Hingga bisnis masker untuk mengisi waktu luang karena tidak melatih menari berbuah manis banyak pembeli.