Peran Komunitas Bonsai Jaga Kepunahan Tanaman Santigi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kesadaran untuk menjaga santigi dari kepunahan disebutnya imbas tren bonsai yang meningkat. Terakhir Edi mengaku telah menjual sebanyak 5 batang tanaman bonsai santigi seharga Rp16 juta.

Semakin menarik dan artistik jenis bonsai harga per batang bisa mencapai Rp15 juta. Meski cukup menggiurkan untuk menjual semua bonsai ia memilih menyisakan tanaman yang telah berbuah.

“Pelestarian harus tetap dilakukan agar santigi tetap bisa diperoleh dari proses budidaya yang mulai sulit diperoleh dari alam,” terang Edi Yuwono.

Edi Yuwono menyebut sebagian bahan bonsai yang diperoleh merupakan hasil pembuatan tambak. Proses pembersihan lahan (land clearing) memakai alat berat disertai pembongkaran pohon santigi.

Sejak tahun 2000 hingga 2020 vegetasi tanaman santigi di alam mulai berkurang. Pertumbuhan yang lambat sekaligus jadi kendala budidaya bahan bonsai tersebut.

Subani, pecintai bonsai di desa yang sama menyebut pohon santigi sangat diminati pehobi. Selain itu jenis beringin dolar, asam jawa, kimeng, pule merupakan jenis tanaman yang langka. Wilayah pesisir timur yang berada di dekat laut menjadi habitat berbagai jenis tanaman bahan bonsai tersebut. Sebagian pecinta bonsai mulai membentuk komunitas untuk mengembangkan bibit.

Subani, warga Desa Ruguk Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan di pesisir pantai timur Lamsel melestarikan tanaman santigi untuk bonsai sekaligus menjaga dari kepunahan, Rabu (22/7/2020) – Foto: Henk Widi

“Pebonsai harus memahami karakteristik tanaman agar tahu perkembangannya sekaligus mengupayakan regenerasi tanaman baru,” cetusnya.

Lihat juga...