Budi Daya Ikan Kala Pandemi, Untungkan Usaha Pembenihan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Penggunaan pakan alternatif jenis dedak penggilingan padi menurutnya bisa dimanfaatkan. Tren budidaya lele dalam ember dalam skala kecil membuat permintaan ikan cukup meningkat.

Pembudidaya ikan dalam ember rata-rata hanya meminta bibit kurang dari 1000 ekor. Teknik budidaya yang lebih mudah dari Youtube saat pandemi semakin mendorong tren budidaya lele.

“Saat ini teknik budidaya lele dan ikan air tawar bisa dipelajari melalui Youtube termasuk kombinasi dengan hidroponik untuk memelihara sayuran,” terang Lilik.

Menyediakan sebanyak 320 ribu ekor benih lele dalam satu siklus, ia memenuhi usaha penjualan bibit ikan lain. Sebab sebagian pemilik usaha pembenihan di Lampung Timur, Pesawaran dan Tanggamus kerap kekurangan benih.

Pasokan diperoleh darinya dengan penjualan ke ukuran lebih besar 10 cm hingga 12 cm. Sistem tersebut menjadi rantai distribusi menguntungkan bagi pelaku usaha pembenihan.

Hasanudin, pedagang pakan ikan, burung, itik dan ayam ikut mengalami tingginya permintaan. Bertambahnya jumlah pembudidaya ikan dan penyuka burung kicau, pembudidaya ayam dan itik meningkatkan penjualan pakan.

Hasanudin (kiri) pemilik usaha penjualan pakan ikan jenis pelet dan pakan unggas di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Selasa (28/7/2020) – Foto: Henk Widi

Meski alami peningkatan jumlah pakan yang dijual harga yang ditawarkan stabil. Setiap sak pakan ikan berisi 20 kilogram dijual mulai Rp170.000 hingga Rp200.000.

“Jenis pakan yang dijual sesuai dengan ukuran dan kebutuhan harganya stabil meski permintaan naik dari para pembudidaya,” terang Hasanudin.

Lihat juga...