Blimbing Sari Resmi jadi Desa Wisata Berbasis Digital
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Adapun digitalisasi berbasis QRIS di Desa Wisata Blimbingsari telah diterapkan untuk pembayaran mulai dari Bumdes, homestay, water boom, panti asuhan sampai dengan donasi untuk persembahan di gereja tertua di Bali.
Harapannya, melalui peresmian ini akan semakin mendorong percepatan dan perluasan penggunaan QRIS di Bali yang saat ini telah mencapai 105.580 merchant dimana sebaran terbesar kedua berada di Kabupaten Badung sebanyak 27.675 atau 27% dari total merchant QRIS di Bali meningkat sebesar 314% dibandingkan dengan awal tahun 2020.
“Selain itu, selama pendemi Covid-19, yaitu sejak 6 Maret hingga 10 Juli ini, penambahan jumlah merchant QRIS di Bali meningkat hingga 60%. Dari angka tersebut, sebaran di Kabupaten Jembrana masih di kisaran 1,2% atau sebanyak 1.233 merchant,” tandasnya.
Selain melakukan peresmian Desa Wisata Blimbing Sari sebagai Desa Wisata Digital berbasis QRIS, Bank Indonesia juga melaksanakan rangkaian kegiatan panen kakao di Desa Ekasari yang juga sudah terdigitalisasi.
Proses panen kakao di Desa Ekasari selain sudah sesuai dengan protokol kesehatan juga telah didigitalisasi untuk proses dari kakao menjadi cokelat hingga pembayarannya. Sudah diproses dengan QRIS baik untuk penjualan produk, pembelian pupuk hingga kegiatan simpan pinjam yang dilakukan petani kakao.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Cok Ace menyampaikan, Pemerintah Provinsi Bali berharap tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan sejak tanggal 9 Juli hingga saat ini akan mampu memulihkan pariwisata Bali dan perekonomian masyarakat.
“Saya sampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia bersama-sama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang telah menginisiasi rangkaian kegiatan penerapan tatanan kehidupan era baru di Provinsi Bali,” kata Cok Ace.