Bung Karno & Pak Harto (Bagian 4)

OLEH NOOR JOHAN NUH

Tidak kurang dari tokoh nasional seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Adam Malik, tidak sabar mengikuti langkah Pak Harto memperlakukan Bung Karno, hingga meminta Kemal Idris mengambil alih.

Kemal Idris adalah tentara petarung. Dia bersama Sarwo Edhi Wibowo dan HR Dharsono, sebagai triumvirat dalam penumpasan  pemberontakan G30S/PKI. Jauh sebelumnya, dalam peristiwa 17 Oktober 1952, atas perintah KSAD Nasution, Mayor Kemal Idris mengarahkan moncong meriam ke istana, bermaksud menekan Presiden Soekarno membubarkan parlemen yang dianggap oleh tentara bahwa parlemen sudah terlalu jauh mencampuri urusan internal Angkatan Darat.

Situasi pada waktu itu, tentara memandang sebelah mata politisi sipil yang mengibarkan bendera putih pada saat Belanda melakukan agresi militer ke Yogyakarta, 19 Desember 1948.

Dalam pertemuan di rumah Mashuri,  Kemal Idris tegas menolak kehendak Sri Sultan dan Adam Malik.  Apa pun situasinya, Kemal Idris sebagai Prajurit Saptamargais tetap berpegang teguh pada Sumpah Prajurit, seperti telah diteladani oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman  saat menghadapi kehendak para politisi, dan tetap berlandaskan konstitusi seperti dicontohkan oleh Pak Harto. ***

Noor Johan Nuh, Penulis buku dan bergiat di forum Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) Jakarta

Lihat juga...