Ibnu Salman di Negeri Ibnu Saud

Catatan Ringan Akhir Pekan T. Taufiqulhadi

T. Taufiqulhadi (CDN/Istimewa)

Dengan tetap memegang posisi itu, mereka dapat mengangkat anaknya sebagai asisten, yang berarti itu jabatan sangat senior. Misalnya, Raja Abdullah mengangkat anaknya sebagai asisten panglima keamanan nasional. Pangeran Sultan mengangkat anaknya, Khalid, sebagai asisten menhan. Sementara Pangeran Nayef mengangkat anaknya sebagai asisten mendagri.

Posisi-posisi senior ini sangat powerful dan memiliki akses yang tak terbatas kepada anggaran. Jadi jangan heran, keturunan Abdullah dan Sultan sangat kaya. Keturunan mereka ini selain secara pribadi sangat kaya, secara keluarga juga — karena membentuk yayasan —  menguasai uang sangat besar.  Saudara-saudara Rashidi, termasuk Putri Basma di atas, memimpin  yayasan dengan penguasaan  uang hingga ratusan miliaran dolar. Hingga tidak heran jika keluarga Abdullah bersaudara, dan Sultan bersaudara sangat powerful karena kekayaan mereka.

Ibnu Salman, yang lihai setelah bergaul dengan menantu Trump, Jared Kushner yang Yahudi, menyadari ancaman ini. Maka anggota-anggota keluarga inilah yang jadi sasaran utama “lock down”. Setelah disekap, Ibnu Salman  memeras semua isi kantong mereka hingga tak tersisa. Keturunan-keturunan Abdullah  dan Sultan,  kini tak ubah seperti  cacing karena lemah tak bertulang lagi. Dalam Komite Para Pangeran, yang menentukan terpilihnya raja, keluarga Abdullah hilang sama sekali.

Pertarungan belum usai karena raja belum terpilih. Selain itu Ibnu Salman juga butuh banyak uang, lantaran pemasukan di sektor minyak dan haji musnah karena Covid-19.  Satu-satunya cara, para pangeran yang menyimpan uang di mana-mana dan bejibun itu, pasti menjadi sasaran Ibnu Salman terus-menerus. ***

Lihat juga...