Karena Monotheis, Yazidi Sembah Setan
Catatan Ringan Akhir Pekan, T. Taufiqulhadi
Hanya sejumlah sarjana menemukan hubungan antara Ezi dan Yazid bin Muawiyah. Hubungan ini justru dikemukan oleh para ulama abad pertengahan seperti Abdul Karim al-Samani (w. 1162) dan Ibnu Taymiyah (d. 1328). Mereka menyebutkan, ada sekelompok orang yang hidup di Irak bagian utara yang percaya Yazid bin Muawiyah sebagai manusia penuh kebajikan.
Kini dalam keseharian orang Yazidi ini adalah bagaimana menyanggah mati-matian tentang adanya hubungan tertentu antara Islam dan Yazidi atau antara Sultan Ezi dan Yazid bin Muawilayah. Tapi seorang penulis Kurdi, Birgul Acikyildiz menceritakan tentang malaikat Ezi dalam legenda Yazidi, yang justru legenda itu membenarkan ada kaitan Yazidi dengan Islam dan Yazid.
Legenda itu menyebutkan, Muawiyah (khalifah bani Umayyah pertama) merupakan pembantu Nabi Muhmmad. Suatu ketika Nabi Muhammad meminta Muawiyah mencukur rambutnya. Karena terburu-buru, kapala Nabi Muhammad tersayat dan berdarah. Khawatir darah tersebut jatuh ke tanah, Muawiyah menjilatnya, karena ia percaya kesakralannya. Nabi menjadi marah dan menegurnya: Apa yang kamu lakukan? Kamu akan mendirikan bangsa yang akan menentang bangsaku. Maka Muawiyah pun bersumpah tidak akan kawin, karena khawatir akan lahir keturunan yang akan menentang bangsa Nabi Muhammad.
Tapi selang beberapa lama, Muawiyah disengat kalajengking, yang membuat muka dan seluruh tubuhnya beracun. Ia dinasihatkan untuk kawin untuk menyembuhkan racun akibat sengatan kalajengkeing tersebut. Maka ia memutuskan untuk kawin perempuan tua yang tidak bisa melahirkan. Sekaligus mengawini anak perempuan berusia delapan tahun, Mahusa. Ajaib, Mahusa berubah menjadi gadis muda setelah malam perkawinannya dan kelak dia melahirkan seorang anak: Ezi. ***