INDEF Soroti Sentimen Negatif Staf Khusus Milenial Jokowi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Menurut Didik dengan kiprah yang salah kaprah beberapa minggu terakhir ini, maka citra staf khusus di lingkungan istana tersebut bersifat negatif.

Dalam situasi pandemi Covid-19 jajaran pemerintahan sangat rapuh karena banyak membuat kesalahan langkah, sehingga menurunkan tingkat kepercayaan dari pelaksana kebijakan publik tersebut.

“Kiprah stafsus istana ramai diperbincangkan karena salah kaprah dalam menjalankan kebijakan, usia milenial mereka tidak cukup berpengalaman,” tukasnya.

Namun demikian kata Didik, mereka tidak sepenuhnya salah, keputusan penempatan staf khusus tersebut karena lebih bernuansa sensasi ketimbang pertimbangan kapasitas dan kemampuannya.

Ke depan yang perlu dipikirkan, menurutnya, penunjukan penempatan jabatan penting di dalam pemerintahan adalah konsultasi dengan DPR secara terbuka. “Sehingga bisa dibaca publik kapasitasnya, dengan syarat DPR bersih,” imbuhnya.

Atas ramainya kisruh tersebut, dari tujuh staf khusus Presiden Jokowi dari kalangan muda, ada dua orang yang sudah mengundurkan diri. Yaitu CEO Ruangguru, Adhamas Belva Devara, dan CEO PT Amartha Mikro Fintek, Andi Taufan Garuda Putra.

Belva dikritik karena Ruangguru terlibat dalam pengadaan Kartu Prakerja bernilai Rp 5,6 triliun. Sedangkan Amartha terlibat dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19 melalui suratnya kepada para camat se-Indonesia.

“Sentimen terhadap staf khusus bersifat ekstrem, dimana hampir keseluruhan isu terkait staf khusus bersifat negatif dengan persentase yang tinggi,” tutupnya.

Lihat juga...