Jika Warga tak Disiplin, Semarang jadi Episentrum Baru COVID-19
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Pemerintah pusat memprediksi Kota Semarang, Surabaya dan Makassar, bisa menjadi episentrum baru kasus covid-19 di Indonesia, jika tidak ditangani dengan segera. Hal tersebut didasarkan atas tingginya kasus positif di tiga daerah itu.
Per Kamis (30/4/2020) pukul 11.00 WIB, jumlah kasus covid-19 di Kota Semarang, berdasarkan data siagacorona.semarangkota.go.id, kasus positif di Kota Semarang mencapai 117 kasus, orang dalam pemantauan (ODP) 629 kasus, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 287. Sementara, pasien sembuh sebanyak 90 orang dan meninggal dunia 30 orang.
“Prediksi pemerintah pusat, bisa saja terjadi kalau masyarakat Kota Semarang tidak bisa melakukan pengendalian, tidak bisa disiplin dan tidak bisa tertib. Kalau semua itu terjadi, bukan tidak mungkin Kota Semarang akan benar-benar menjadi episentrum baru,” papar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di rumah dinas, Puri Gedeh Semarang, Kamis (30/4/2020).
Peningkatan jumlah kasus positif di Kota Semarang diakui Ganjar cukup tinggi. Hal tersebut bisa jadi disebabkan karena masyarakat belum disiplin.
“Sering kali, saya temui masyarakat yang belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Mereka tidak mengenakan masker, masih suka berkerumun, tidak menjaga jarak. Namun kita berharap, setelah Semarang menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM), angka penyebaran covid-19 bisa ditekan,” tandasnya.
Terkait keputusan Pemkot Semarang menerapkan PKM dan bukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti daerah zona merah lainnya, Ganjar mengatakan sebenarnya itu pada prinsipnya sama. Apakah PKM atau PSBB, pada prinsipnya adalah soal ketertiban masyarakat.