Pentingnya Upaya Segera Atasi Covid-19

JAKARTA – Salah satu wartawan surat kabar harian di Jakarta, Doni (bukan nama sebenarnya), sedang dalam kondisi batuk pilek yang disertai sedikit sesak. Dia diketahui pernah melakukan kontak dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya, yang dinyatakan positif COVID-19.

Dia mendatangi RSUD Pasar Minggu sebagai RS rujukan COVID-19, untuk melakukan pemeriksaan virus tersebut, karena memiliki riwayat kontak dengan pasien positif. Namun, dia tidak mendapatkan hasil apa-apa, selain hanya diwawancarai oleh petugas kesehatan.

“Sehabis wawancara langsung disuruh isolasi,” katanya, tanpa dilakukan pemeriksaan kesehatan apa pun.

Doni bukan satu-satunya, banyak orang lain yang merasakan sulitnya mendapatkan akses untuk pemeriksaan tes COVID-19. Seperti rombongan wartawan Istana yang ditolak saat hendak periksa di RSUP Persahabatan pada Minggu, karena libur. Pemeriksaan tes COVID-19 di RSPAD Gatot Subroto baru bisa dilaksanakan sepekan ke depan.

Padahal, pengujian atau tes COVID-19 melalui laboratorium merupakan fundamental pertama dalam perang melawan virus COVID-19. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tempat-tempat yang berpotensi menjadi sumber penularan virus berdasarkan riwayat kontak pasien positif COVID-19.

Hingga saat ini, di berbagai rumah sakit rujukan COVID-19, para tenaga kesehatan mulai kewalahan dengan banyaknya orang yang ingin melakukan pemeriksaan.

Terbatasnya ruang isolasi di rumah sakit rujukan tersebut menjadi alasan untuk memilah tidak semua orang yang memiliki gejala COVID-19 dan memiliki riwayat kontak untuk segera diisolasi.

Kapasitas Rumah Sakit

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memahami bahwa rumah sakit tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung semua pasien COVID-19, di tengah lonjakan kasus baru beberapa hari terakhir.

Lihat juga...