Pedagang Kecil Mengais Rezeki di Kompleks RS TC Hillers Maumere
Editor: Koko Triarko
Kelimanya berjualan sejak pagi hari jam delapan hingga sore jam lima atau jam enam, bahkan hingga malam dan penghasilan yang diperoleh pun lumayan untuk membantu ekonomi keluarga, termasuk membiayai sekolah anak-anak mereka.
“Sehari saya bisa mendapat untung paling banyak Rp200 ribu, tetapi minimal bisa dapat untung Rp100 ribu. Suami saya nelayan dan hanya di rumah mengurus anak,” ungkapnya.
Trin mengaku suaminya biasa melaut sore atau malam hari, tetapi sejak perahu bantuan pemerintah kabupaten Sikka hancur akibat diterjang gelombang besar pada 2019, praktis sudah tidak melaut lagi.
Ibu rumah tangga yang tinggal di kelurahan Waioti, kota Maumere, ini mengaku senang bisa berjualan di kompleks rumah sakit tanpa dipungut biaya, dan bisa membantu keluarga pasien yang membutuhkan makanan dan minuman.
“Kami hanya ambil untung sedikit saja, yang penting bisa memperoleh penghasilan. Yang terpenting keluarga pasien bisa terbantu, karena kasihan mereka juga sedang mengalami kesusahan, karena anggota keluarganya dirawat di rumah sakit,” tuturnya.
Selain nasi, tambah Trin, telur ayam rebus dijual Rp5.000 per dua butir, sementara kopi asli dijual Rp5.00 segelas, sementara kopi biasa dijual Rp3.000 per gelas, sama dengan teh manis.
Edoksia, pedagang lainnya asal kelurahan Beru, mengaku dengan berjualan di rumah sakit dirinya bisa membantu perekonomian keluarga, karena suaminya hanya seorang petani dengan pendapatan sangat minim.
Dia mengaku mulai berjualan sejak 5 Januari 2010 dan keuntungannya untuk membiayai sekolah enam orang anaknya, di mana 4 anaknya sudah tamat kuliah berkat uang dari berdagang.