Jayanti

CERPEN YUDITEHA

“Sudah jelas ditolak, kok masih saja bungah?” celetuk teman Ajat yang mungkin bermaksud memperingatkan.

Ketika mendapat kata-kata temannya yang dia anggap ejekan itu, entah mengapa Ajat tidak tampak marah atau murung, tapi justru seketika terbahak lantang.

“Kalian tidak tahu apa yang kurencanakan,” sahutnya kemudian.

“Menyerahlah Jat. Jayanti sudah punya kekasih.” Temannya yang lain menimpali.

“Sebelum ada janur melengkung, bukankah dia bisa dengan siapa saja?” serang Ajat.

“Sekali ditolak, tetap ditolak, terlebih Jayanti bukan tipe gadis murahan,” seloroh temannya.

“Akan kubuktikan kepada kalian, Jayanti akan jadi milikku!” Dengan percaya diri Ajat mengatakan hal itu.

Tibalah hari di mana pesta ngarot akan dilaksanakan. Beberapa gadis dan perjaka mulai bersiap. Yang gadis mulai dirias, tentu saja termasuk dihiasi kepalanya dengan beraneka jenis bunga yang berwarna-warni.

Sedangkan yang perjaka mematut diri agar tampak gagah hingga pantas menjadi pasangan dari gadis-gadis bunga itu. Tapi rupanya ada satu peserta lelaki yang tidak segera mempersiapkan diri. Dia justru sibuk menyelinap ke ruang di mana para gadis dirias.

Lelaki itu adalah Ajat. Ya, Ajat tampak menyusup ke satu demi satu kamar yang digunakan para gadis. Sampai pada kamar yang digunakan Jayanti, barulah dia berhenti dan langsung masuk. Kebetulan pada saat itu Jayanti sendirian yang sudah siap dengan riasan bunga di kepalanya.

“Kau semakin cantik dengan bunga-bunga itu,” ucap Ajat.

Jayanti menoleh ke arah suara dan tampak terkejut setelah tahu siapa yang datang. Reflek kaki Jayanti melangkah mundur.

“Bagaimana kau bisa di sini?” tanya Jayanti kemudian. Tampak Jayanti berusaha melebur keterkejutannya.

Lihat juga...