Sinterklas

CERPEN EDY FIRMANSYAH

“Hei, kau sudah lihat video milik Yosef?” kata Melani agak berteriak karena suasana antrean begitu bising.

“Tidak. Ada yang menarik?” jawab David cuek.

“Dia merekam kereta rusa Sinterklas melintas di atap rumahnya. Di kereta itu ia lihat bayang-bayang Ladrak melambaikan tangan. Ladrak jadi asisten Sinterklas. Namanya Piet Hitam.”

Mendengar cerita pacarnya, Melani, David tertawa. Begitu keras. Sehingga orang yang antre di depannya menoleh.

“Macam-macam saja orang mabuk,” ujar David.

“Maksudmu?” tanya Melani tak mengerti.

“Ada teman kita mati karena mabuk rebusan air pembalut.”

“Sedangkan kita?”

“Mabuk cinta.”

Melani dan David tertawa lepas. Kasir menepuk kepala boneka monyet di mejanya. Terdengar lagu Jingle Bells mengalun dari boneka itu.

Di luar Mall, sayup terdengar nyanyian puja puji dari stereo set yang diputar dari sebuah gereja. Terdengar syahdu dan megah. Gerimis perlahan turun. Lalu sebuah kereta rusa berderap melintasi langit gelap.

Seseorang bermantel merah berjanggut lebat duduk di belakang tali kemudi. Kereta itu berputar beberapa kali melihat kota dari langit. Lantas tertawa: Ho…ho…ho…Sinterklas.

Tapi tak ada satu pun yang melihatnya. Tapi tunggu. Seorang anak kecil lusuh yang terkantuk-kantuk di emperan toko mekanik yang baru tutup mendadak melambaikan tangan ke langit sambil tersenyum sebelum kemudian tertidur pulas. Anak kecil itu Ladrak.  ***

Edy Firmansyah, penulis asal Pamekasan, Madura. Karya cerpennya tersebar di berbagai media massa, baik lokal maupun nasional. Sejumlah karyanya juga telah dibukukan. Kumpulan cerpennya yang pernah terbit adalah “Selaput Dara Lastri” (IBC, Oktober 2010).

Lihat juga...