Mengenal Kopi Asli Batusangkar

Di sana ia berkenalan dan diajak untuk bergabung di “Pasar Van Der Capelen” pada 2018. Konsep pasar tradisional yang unik di Batusangkar itu membuatnya tertarik. Setiap hari Minggu, dirinya menggelar Kopi Mato Aia di pasar yang menjadi salah satu destinasi menarik di Batusangkar itu.
Tour de Singkarak menjadi ajang promosi.

Tour de Singkarak menjadi salah satu ajang promosi bagi pariwisata dan produk UMKM daerah. Fungsi promosi itu pula yang dirasakan Kopi Mato Aia saat didaulat menjadi salah satu UMKM “penunggu tamu” di garis finish Tour de Singkarak 2019 etape I di Istano Pagaruyung.

Banyak orang yang datang dan bertanya tentang produk yang dijual usaha kopi asli Batusangkar, yang telah dikelola dengan konsep modern itu. Tidak banyak yang menyangka ada produk kopi asli Sungayang, Batusangkar yang bisa bersaing seperti Kopi Mato Aia.

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, mengatakan fungsi utama Tour de Singkarak (TdS) memang sebagai bentuk promosi daerah, selain sebagai ajang balap sepeda internasional.

Promosi itu terutama untuk sektor pariwisata yang menjadi unggulan provinsi itu dalam menarik wisatawan untuk datang.

Produk pendukung seperti kuliner, kerajinan hingga UMKM juga dipromosikan sebagai sebuah daya tarik tersendiri, salah satunya produk kopi.

Kopi asal Sumbar memang telah terkenal sejak lama, zaman Belanda, tepatnya saat tanam paksa dimulai di Ranah Minang sekitar 1847. Meski sempat meredup karena banyak tanaman kopi yang terserang penyakit dan digantikan dengan komoditas teh, kopi Sumbar kembali bangkit pada 2000-an.

Kopi Sumbar tidak saja dikenal oleh pecinta kopi di Indonesia, tetapi juga dunia.

Lihat juga...