Kopi Olahan Tradisional ala Flores Masih Diminati
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Kebiasaan minum kopi masyarakat Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tetap ada hingga saat ini. Setiap tamu yang datang selalu disuguhi minuman kopi, termasuk kopi asli yang diolah secara tradisional.
“Masih banyak masyarakat minum kopi yang diolah secara tradisional terutama di desa-desa,” kata Yosef Lawe Oyan, pemilik brand Kopi Leworook, di Desa Leraboleng, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, saat dihubungi, Sabtu (17/7/2021).

Yolan sapaannya mengatakan, rata-rata kopi di Flores Timur merupakan jenis Arabika yang ditanam dengan ketinggian berkisar antara 500 meter di atas permukaan laut.
Ia katakan, sebelum memiliki mesin pengolah kopi, dirinya menjual kopi dengan cara mengolah secara tradisional.
Dijelaskannya, kopi setelah dipetik, yang sudah matang dijemur hingga kering, baru ditumbuk hingga kulitnya terkelupas.
“Biji kopi tersebut pun dijemur hingga kering, lalu digoreng di periuk tanah. Biji kopi lalu ditumbuk menggunakan lesung hingga halus, lalu diayak sebelum diminum,” ucapnya.
Yolan mengaku, banyak pembeli merasa kopi produksinya yang diolah menggunakan mesin ada perbedaan.
Menurutnya, ada pembeli yang ingin membeli kopi diolah secara tradisional, karena rasanya lebih enak dan sudah terbiasa.
“Saya pun masih memproduksi kopi dengan pengolahan secara tradisional, tapi dengan jumlah terbatas. Prosesnya memang butuh waktu lebih lama dan tenaga ekstra,” ungkapnya.