Kopi Olahan Tradisional ala Flores Masih Diminati
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Yolan menyebutkan, masyarakat di wilayah Flores bagian barat seperti di Manggarai, banyak yang meminum kopi dengan olahan tradisional, tanpa dicampur dengan gula.
Pengelola Kedai Kopi Mai Sai, A. Dian Setiati menyebutkan, kopi harus diolah dengan baik agar mengurangi zat asam yang terkandung di dalam biji kopi tersebut.
Dian menjelaskan, zat asam yang tinggi membuat kopi tidak aman diminum penderita lambung, dan bisa menyebabkan penyakit lambung juga.
Pihaknya mengolah biji kopi hingga zat asamnya berkurang. Kopi Arabika menurutnya juga memiliki kandungan zat asam yang sedikit.
“Pengolahan kopi secara tradisional memang memberikan rasa kopi yang lebih enak, namun harus dipikirkan agar kadar asamnya rendah. Banyak warga yang merendam bubuk kopi beberapa jam baru diminum,” ucapnya.
Sementara itu, Risky Parera, salah seorang warga Kota Maumere mengaku, masih suka mengonsumsi kopi yang diolah secara tradisional. Namun kopi yang telah digoreng tetap digiling menggunakan mesin.
Risky sebutkan, sudah jarang masyarakat menghaluskan kopi dengan cara ditumbuk menggunakan lesung kecuali di pelosok desa.
“Saya lebih suka mengonsumsi kopi asli yang diolah secara tradisional, karena tidak membuat penyakit lambung saya kumat. Paling hanya menggunakan sedikit gula pasir agar rasanya sedikit manis,” ucapnya.