Tiga Hal jadi Penghalang Sistem Pendidikan di Indonesia

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Pendidikan di Indonesia dinyatakan belum sepenuhnya mendukung pengetahuan dan keahlian sumber daya manusia, dalam fungsinya sebagai pekerja atau pelaku dalam suatu industri. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yang menjadikan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung secara sempurna. 

Penasihat Senior Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ananto Kusuma Seta, menyebutkan ada tiga hal yang menghalangi proses pembelajaran dalam sistem pendidikan Indonesia.

“Masalah pertama yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia,” kata Ananto, saat ditemui di Orbit Habibie Festival, di Kemayoran Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Data menunjukkan, 50 persen dari tenaga kerja Indonesia tidak cocok dengan pekerjaan yang dilakoninya. Dan, 75 persen perusahaan top mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja ahli yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

“Memang ada penurunan jumlah ketidakcocokan, baik pada horisontal maupun vertikal. Tapi, penurunannya belum signifikan,” ujar Ananto.

Tercatat ketidakcocokan horizontal pada 2008 sebesar 62,35 persen, dan ketidakcocokan vertikal ada pada angka 60,11 persen. Menurun pada data 2015, untuk horisontal pada angka 60,62 persen dan vertikal pada angka 53,33 persen.

Masalah pendidikan ke dua adalah inequality atau ketidakmerataan, yang disebabkan oleh luasnya wilayah Indonesia dan berbentuk kepulauan.

“Jarak antara ujung barat ke timur itu 5.000 kilometer. Dan, ini menyebabkan pemerataan pendidikan sulit dilakukan. Harapannya dengan teknologi, masalah ini dapat diatasi,” kata Ananto.

Lihat juga...