Pemerhati Minta Kemendikbud Lebih Perhatikan Pembelajaran Sekolah Swasta

JAKARTA — Pemerhati Pendidikan Doni Koesoema meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemendikbudristek) untuk lebih memperhatikan sistem pembelajaran yang ada di sekolah swasta.

“Kebijakan tentang guru P3K di satu sisi memberikan kabar gembira kepada para guru honorer yang sudah lama mengabdi untuk mendedikasikan hidupnya bagi bangsa, memiliki titik terang akan diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Tetapi disisi ternyata menyisakan banyak persoalan terutama untuk para pengelola sekolah swasta,” kata Doni dalam siaran Balada Sekolah Swasta: Guru Swasta Bedol Desa yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Doni menjelaskan pemerintah perlu lebih memperhatikan berjalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah swasta karena banyak guru yang memilih meninggalkan sekolah untuk mengikuti seleksi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Akibatnya, guru yang dinyatakan lolos harus pergi meninggalkan sekolah swasta dan pergi mengajar ke sekolah negeri yang menjadi salah satu instansi pendidikan milik pemerintah Indonesia.

Doni memberikan contoh pada salah satu sekolah swasta di Nusa Tenggara Barat yang memiliki 350 guru namun kini hanya tinggal 90 guru yang menetap. Menyebabkan timbulnya berbagai masalah operasional dan kegiatan dalam pembelajaran.

“Guru tetap yayasan ini, harus pergi meninggalkan sekolah dan akibatnya sekolah pasti akan memiliki persoalan terkait dengan operasional dan kegiatan untuk pembelajaran di satuan pendidikan. Kita bisa mengatakan guru di yayasan swasta ini seperti ‘bedol desa’,” tegas dia.

Sementara itu, selain membuat guru yang mengajar di sekolah swasta berkurang, menurutnya seleksi P3K juga menyebabkan ketidakadilan pada semua guru karena guru dari sekolah negeri harus bersaing dengan guru swasta yang sudah memiliki sertifikat pendidik lebih dahulu sebagai salah satu kriteria dalam proses perekrutan itu.

Lihat juga...