Stasi Santo Yohanes de Britto, Rehab Gereja dari Sampah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Stasi Santo Yohanes de Britto, Desa Sukabakti, Kecamatan Palas, Lampung Selatan (Lamsel) memiliki cara unik untuk  perehaban gereja.

Berbekal karung, kantong plastik, sebagian wanita dan kaum laki laki terlihat sibuk memungut sampah. Aktivitas memungut sampah di lingkungan gereja Santo Ferdinando Kalianda dilakukan pada Minggu (20/10/2019).

Supri, salah satu umat Katolik stasi Santo Yohanes de Britto menyebut kegiatan tersebut sudah berlangsung hampir lima bulan.

Ia menyebut aktivitas mencari sampah plastik, kertas dan bahan bekas bernilai jual dilakukan untuk dana rehabilitasi gereja. Bangunan gereja yang sudah berusia puluhan tahun disebutnya sudah tidak layak untuk beribadah. Sebab sebagian kayu sudah keropos dan jumlah umat bertambah.

Umat Katolik dari Stasi Yohanes de Britto gotong royong mengumpulkan sampah plastik, kardus untuk dijual bagi perehaban gereja, Minggu (20/10/2019) – Foto: Henk Widi

Sesuai dengan kesepakatan jemaat, panitia perehaban gereja memilih cara menggalang dana dengan menjual sampah. Tugas mencari sampah bernilai jual disebutnya diberikan pada umat dari Bina Iman Anak (BIA), Bina Iman Remaja (BIR), Orang Muda Katolik (OMK) hingga kaum wanita dan laki laki.

Sejumlah sampah yang dikumpulkan akan dijual setelah memenuhi kuota untuk siap ditimbang oleh pengepul.

“Setiap ada acara di desa, di gereja kami meminta izin kepada tuan rumah agar boleh membersihkan sampah untuk dijual dengan tujuan mengumpulkan dana bagi rencana perehaban gereja stasi Santo Yohanes de Britto,” terang Supri saat ditemui Cendana News tengah memungut sampah dengan karung di gereja Santo Ferdinado Kalianda, Minggu (20/10/2019).

Lihat juga...