Kerajinan Berbahan Bambu Masih Jadi Tumpuan Warga Penengahan
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Kerajinan berbahan bambu masih jadi tumpuan warga Lampung Selatan (Lamsel) untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Permintaan dari petani, nelayan, pedagang sayuran untuk wadah hasil pertanian dan ikan membuat pengrajin terus berproduksi.
Sugiyo (50), pengrajin bambu menyebutkan, sejumlah peralatan dari bambu yang banyak diminati meliputi tenggok, kalo, irig, besek, tampah, alat pemetik buah hingga gagang sapu lidi.
“Puluhan tahun silam kerap membuat geribik motif batik. Namun kini geribik bambu jarang digunakan kecuali untuk saung,” ungkap Sugiyo saat ditemui Cendana News tengah menyelesaikan kerangka tenggok pesanan pelanggan, Selasa (14/10/2019).
Pembuatan kerajinan bambu didominasi peralatan fungsional menurut Sugiyo tidak lepas dari masyarakat agraris di tempat tinggalnya. Saat musim panen kebutuhan tenggok sangat tinggi untuk wadah pengangkut gabah.
“Meski sejumlah ibu rumah tangga mulai mempergunakan peralatan dapur dari stainless, plastik namun peralatan dari bambu masih diminati sehingga saya terus memproduksinya,” tambahnya.
Bahan baku dapat diperoleh dari kebun miliknya kecuali saat kebutuhan meningkat, terpaksa membeli dengan harga per batang berkisar Rp6.000 yang dapat dipergunakan untuk membuat satu hingga dua hasil kerajinan.
Permintaan yang kerap dipesan dalam jumlah banyak disebut Sugiyo merupakan jenis besek, terutama saat hajatan. Dalam sepekan pembuatan ia kerap bisa membuat hingga ratusan buah dan harga satuannya untuk ukuran kecil dijual 3.000 per buah..
Kerajinan lain dengan tingkat pembuatan yang lebih rumit di antaranya tenggok, irig, tampah, kalo yang dijual dengan harga mulai Rp20.000 hingga Rp50.000 per buah. Semakin besar ukuran kerajinan yang dibuat harga yang ditetapkannya akan semakin mahal.