BATAN Hadapi Banyak Tantangan Kembangkan Nuklir
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Tantangan dalam mensosialisasikan nuklir sebagai sumber energi, mengharuskan BATAN untuk mampu menyusun strategi program prioritas di bidang energi.
Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan, menyatakan ada beberapa tantangan dalam menjadikan nuklir sebagai salah satu sumber energi di Indonesia.
“Pertama adalah posisi Indonesia yang menjadi ring of fire. Diperlukan kajian lebih mendalam unutk menentukan lokasi PLTN,” kata Anhar, saat konferensi internasional terkait material maju di Aston Sentul, Bogor, Selasa (8/10/2019).
Biaya pembangunan reaktor, menurut Anhar, merupakan tantangan yang ke dua. “Anggapan bahwa reaktor nuklir merupakan kegiatan berbahaya yang menyebabkan ketakutan dari masyarakat, juga tantangan bagi BATAN,” katanya.
Dan, tantangan paling utama adalah masih banyaknya sumber energi alternatif lainnya, yang bisa dijadikan sumber energi oleh pemerintah.
“Kan masih ada sumber daya fosil. Juga sumber energi baru terbarukan di Indonesia juga banyak,” ujar Anhar.
Karena itu, Anhar menyebutkan, BATAN menyusun strategi dalam penyusunan program prioritas untuk menghadapi berbagai tantangan terkait nuklir sebagai sumber energi.
“Kita secara terus-menerus menjalin komunikasi dan kerja sama dengan berbagai stakeholders lokal. Misalnya, dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” kata Anhar.
Ia menjelaskan, salah satu kerja sama dengan KLHK adalah pemantauan kualitas udara. “Tidak hanya skala nasional, BATAN juga terus melanjutkan kerja sama dengan berbagai komunitas nuklir pada skala internasional,” ujarnya.
Misalnya, dengan IAEA, Indonesia sebagai salah satu anggotanya. “Selain itu, BATAN juga memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam bidang teknologi reaktor dan keamanan reaktor,” tuturnya.