Irigasi Alami Lancar, Petani di Kalianda Tidak Terimbas Kemarau

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Lahan pertanian di Kalianda, Lampung Selatan (Lamsel) tidak terimbas musim kemarau yang dialami banyak daerah.

Petani di Kalianda, Japar, pemilik lahan sawah di Desa Sukaratu menyebut, aliran irigasi alami di daerahnya masih berjalan lancar meski kemarau. Sumber mata air dari Gunung Rajabasa yang berasal dari mata air panas Way Belerang, menjadi sumber air bersih sekaligus pasokan lahan pertanian. Pada masa tanam kemarau atau gadu, petani masih bisa mengolah lahan pertanian. Dengan lahan seluas dua hektare lebih, Japar masih bisa penanaman padi di September, yang merupakan masa tanam ketiga.

Irigasi alami di Desa Sukaratu, Negeri Pandan telah dinikmati petani sejak puluhan tahun silam. “Percepatan masa tanam dipengaruhi pembersihan limbah pertanian jerami lebih cepat dilakukan oleh para pencari pakan ternak sapi dan pengolahan memakai alsintan traktor tangan, sehingga akhir September mulai tanam,” ungkap Japar saat ditemui Cendana News, Sabtu (28/9/2019).

Japar, melakukan proses penanaman padi pada lahan miliknya dengan pasokan air cukup saat masa tanam gadu – Foto Henk Widi

Varietas padi Ciherang, dipilih karena padi tersebut mulai bisa ditanam saat benih memasuki usia 20 hari. Sesuai dengan prediksi, di usia padi 120 hari, tanaman bisa dipanen pada akhir Januari 2020. Pada masa tanam ketiga, Japar menanam padi Ciherang 15 kilogram. Seperti pada masa tanam sebelumnya, di lahan seluas dua hectare, Dia bisa mendapatkan hasil sekitar empat ton Gabah Kering Panen (GKP).

Penanaman pada masa tanam gadu, pertumbuhan padi berlangsung tetap sempurna. Meski kemarau, dengan pasokan air yang lancar, Dia bisa melakukan pengawasan pada organisme pengganggu tanaman (OPT). Sumiah, petani di Desa Negeri Pandan, telah menanam padi yang sudah lebih dahulu ditanam berusia sekitar tiga pekan. Irigasi alami yang berjalan lancar dimanfaatkan dengan sistem pembagian air bergiliran.

Lihat juga...