Sosok Soeharto dalam Kenangan Tengku Zulkarnain

Editor: Koko Triarko

“Karena kita waktu itu perlu, daripada kita impor kena pajak 15 persen. Bagus kita terima pembayaran itu, 100 persen untuk pembayaran pesawat,” ujar Tengku, menirukan kembali ucapan Pak Harto.

Bagi Tengku dapat dialog dengan Pak Harto, sesuatu yang sangat berharga. Ia mengaku mendapatkan pencerahan hati dan ilmu dari Pak Harto dalam upaya bangsa mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.

“Yang paling berharga bagi saya, dialog dengan Pak Harto. Beliau itu jujur dan mau belajar dari orang lain,” ujarnya.

Sosok Pak Harto di mata keluarga Tengku Zulkarnain sangatlah hebat dengan gagasan cemerlangnya membangun bangsa dan menyehjaterakan rakyatnya.

Kehebatan Pak Harto itu dibuktikan Tengku setelah ia keliling Indonesia, dan mendarat di sebuah pulau kecil di daerah terpencil.

“Saya lihat satu pulau kecil hanya dihuni 50 keluarga, hidupnya sangat sederhana, tapi mereka nyaman. Di pulau itu, ada SD Inpres dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), serta tempat ibadah,” ujarnya.

Semua sarana tersebut dibangun  pemerintah untuk masyarakat di pulau tersebut. Kenyataan itu mengusik hati nurani Tengku yang selalu bergejolak, karena banyak orang yang memfitnah kinerja Pak Harto, selama Beliau menjadi Presiden.

“Jika Pak Harto dibilang jahat, masak orang jahat berbuat kebaikan yang seniscaya itu? Ada SD Inpres dengan gurunya, puskesmas, dan tempat ibadah di sebuah pulau kecil terpencil. Bagi saya, Pak Harto sangat paham nasib rakyatnya,” tukas Tengku, yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kebanggaan terhadap Pak Harto membuncah lagi di hati Tengku, manakala, dia berkunjung ke Afrika. Di sana, tampil bangunan puskesmas gaya Pak Harto yang ditiru negara Afrika.

Lihat juga...