Sosok Soeharto dalam Kenangan Tengku Zulkarnain
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Ulama asal Medan, Sumatra Utara, Tengku Zulkarnain, berkisah kenangan dirinya bersama Presiden kedua RI, Jenderal Besar HM Soeharto, yang terjalin sejak 1998 hingga akhir hayatnya. Menurutnya, Pak Harto adalah sosok pemimpin bangsa yang jujur, tegas, disiplin, rendah hati, dan mau belajar dari orang lain. Dalam ilmu agama, Pak Harto banyak belajar kepada para ulama, termasuk dari Tengku.
Tengku mengaku kerap bertamu ke rumah Pak Harto di jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat. Bahkan, dia mengaku pernah menginap di rumah Pak Harto.
Saat silaturahmi dengan Pak Harto di rumahnya itu, mereka kerap berbagi pengalaman, ilmu, dan dialog berbagai hal.
“Pak Harto itu sangat disiplin, pukul 21.00 WIB, Beliau sudah tidur. Pukul 24.00 WIB, Beliau bangun, salat tahajud, zikir dan mengaji. Setelah itu, Beliau baru baca surat negara dan diparafnya, lalu berlanjut salat subuh berjemaah. Ini dilakukan setiap hari,” ujar Tengku, kepada Cendana News, belum lama ini.
Karena Pak Harto selalu terbangun tengah malam, Tengku dan rekan lainnya yang menginap di rumah Cendana, tidak berani tidur. Mereka berjaga sepanjang malam dengan menengguk kopi untuk menghilangkan rasa kantuk.
“Saya sudah beberapakali nginap di sini, nggak berani tidur. Kita minum kopi saja, biar nggak ngantuk. Karena khawatir Pak Harto pukul 24.00 WIB bangun. Pukul 24.30 WIB, Beliau sudah masuk kamar kita. Masak kita gurunya (ustad) masih tidur,” ujar Tengku.
Pak Harto juga sangat tegas menerapkan ilmu agama kepada putra-putrinya. Buktinya, kata Tengku, setiap malam tarawih di bulan Ramadan setiap tahunnya, semua anak-anak Pak Harto, mesti khatam Alquran.