Langga dan Buras Sajian Khas Suku Bugis Menyambut Hari Raya

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Langga dan Buras merupakan makanan khas masyarakat di pesisir Ketapang dan Bakauheni, Lampung Selatan. Dua makanan ini memiliki kesamaan dari bungkusnya yang menggunakan daun pisang. Namun, Langga dibuat dari ketan dan Buras dibuat dari beras biasa.

Virdaus, warga Desa Bandaragung, Kecamatan Sragi, menyebut, Langga dan Buras kerap dibuat untuk menyambut hari raya, seperti Iduladha tahun ini. Ia dan keluarganya pun sudah berbagi tugas. Kaum laki-laki, kegiatan membuat Langga dan Buras dilakukan dengan penyiapan daun pisang, untuk membungkus Langga dan Buras.

Sebagai salah satu kuliner khas Bugis, Virdaus menyebut, Langga dan Buras memiliki makna yang cukup dalam. Dengan proses pembuatan yang membutuhkan waktu lama, kebersamaan antarkerabat bisa terjalin.

Marniati (kiri) bersama kerabat dan tetangga membungkus Langga yang terbuat dari beras ketan, Sabtu (10/8/2019)-Foto: Henk Widi

Umumnya, Langga dan Buras dibuat dengan gotong royong. Bahan baku beras ketan dan beras biasa dikumpulkan bersama dan dibuat pada satu rumah. Setelah Langga dan Buras matang, hasilnya dibagi ke sejumlah warga sesuai dengan jumlah keluarga.

“Kaum laki-laki kerap menyiapkan daun pisang, menyiapkan tungku untuk merebus Langga dan Buras yang sudah dibuat oleh sejumlah wanita, proses ini sekaligus mempererat silaturahmi,” ungkap Virdaus, Sabtu (10/8/2019) siang.

Tugas membuat Langga dan Buras dilakukan oleh Marniati, sang istri, dan sejumlah wanita di sekitar rumahnya. Dimulai dengan penyiapan beras ketan. Menurut arniati, Langga merupakan kuliner sejenis lemang yang dibuat dengan proses pengukusan. Setelah bahan ketan disiapkan, beras akan dikukus disertai santan dan garam.

Lihat juga...