Purnacandra

CERPEN WAHYU INDRO SASONGKO

Gelas dari tanah liat yang pecah terserak, kembali utuh. Serigala itu berjalan ke belakang. Tangan kanannya menangkap kaki Suralaga, meletakkannya perlahan ke lantai kamar.

Kaki Suralaga kembali meronta. Matanya menatap ke arah sebilah keris yang tergeletak di samping tubuhnya. Suralaga bangkit dengan keris tergenggam erat di tangan. Serigala itu mundur jauh ke belakang.

Dua daun pintu terbang kembali ke tempatnya semula. Langkah kakinya menuju halaman. Tangannya mencengkeram sebuah kepala. ia menyatukan kembali dengan potongan-potongan tubuh lainnya. Seorang laki-laki kini berdiri dihadapannya dengan raut wajah penuh ketakutan.

Serigala itu berlari menjauh darinya. Menghilang melewati sudut bangunan. Serigala itu terus berlari. Sebuah lubang dari dinding bangunan seperti menghisap tubuhnya. Seorang laki-laki dengan tubuh setengah telanjang terlihat berlari mundur, muncul dari balik pintu.

Tiang-tiang penyangga rumah yang sebelumnya patah kembali berdiri tegak. Seorang perempuan tanpa pakaian melayang mendekat dengan leher terkoyak. Serigala itu menangkap tubuhnya.

Luka-luka menutup lagi. Sepasang laki-laki dan perempuan itu kembali ke arah ranjang. Perempuan itu memejamkan mata. Kedua tangan terlihat menjambak rambut ketika laki-laki telentang di bawahnya.

Tubuhnya berkilat basah oleh keringat. Serigala berlari mundur. Tubuhnya kembali menghilang di balik sebuah lubang dinding kamar. Kepingan-kepingan kayu yang terbang berhamburan menyatu perlahan.
Serigala itu berlari semakin jauh.

Kakinya menginjak tanah basah persawahan. Ia terus berlari. Mulutnya mengeluarkan suara lolongan. Sesaat ia berhenti. Deru napasnya memburu. Lidahnya terjulur. Matanya tajam menembus kegelapan. Bulu-bulu di bagian punggungnya bergoyang.

Lihat juga...