Menkes: Defisit BPJS Banyak Dihabiskan Untuk Lansia
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, mengapresiasi telah berjalannya kartu lansia Jakarta (KLJ) yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Menurutnya, daerah lain dapat mencontoh Pemprov DKI yang memperhatikan dan melindungi lansia.
“Memberikan kartu lansia patut dicontoh oleh Pemprov daerah lain, agar usia lansia terjamin dan terpayungi oleh asuransi,” kata Nila, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2019).
Nila berpesan kepada masyarakat, agar tidak memandang lansia dengan sebelah mata. Dia meminta kepada peserta workshop, yang juga diikuti oleh beberapa lansia, untuk mulai mengubah pola hidupnya dengan lebih sehat.
“Saya minta, agar seluruh provinsi mau memperhatikan lansia. Insyaallah makin lansia, makin panjang usia, tetapi tetap sehat,” tutur Nila.
Dia menyebutkan, angka harapan hidup atau Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia berada di angka 71,4 tahun. Namun, hal itu tidak lepas dari penyakit-penyakit degeneratif yang diderita masyarakat, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia (lansia).
Jika tidak tertangani, penyakit-penyakit degeneratif tersebut dapat menyebabkan anggaran BPJS kesehatan mengalami defisit.
“Usia harapan hidup kita memang meningkat menjadi 71,4 tahun, tetapi harus kita ingat, bahwa harapan hidup sehat kita masih 62,7. Artinya, masih ada beban delapan tahun sakit-sakitan, sehingga biaya BPJS kesehatan menjadi tinggi, utamanya karena penyakit-penyakit degeneratif,” jelasnya.
Menurut Nila, beberapa penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan bagi kaum lansia adalah diabetes, hipertensi, kencing manis, dan jantung.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka diabetes melitus mencapai 8,5 persen, kemudian angka hipertensi tergolong tinggi, yakni 34,1 persen.