Kemarau, Usaha Pembibitan Tanaman di Lamsel Tetap Jalan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Usaha pembibitan tanaman kayu di Lampung Selatan terimbas kemarau. Bibit tanaman menjadi mudah layu karena panas yang terjadi.

Komarudin,pemilik CV Naura Kanza Indah Lestari, sebuah usaha pembibitan tanaman saat memaparkan kondisi usahanya, Senin (29/7/2019) – Foto Henk Widi

Komarudin, pemilik CV Naura Kanza Indah Lestari salah satu perusahaan pembibitan tanaman di Lampung Selatan menyebut, kemarau membuat tanaman menjadi mudah layu dan kering. Penyiraman pagi dan sore menjadi solusi mengatasi persoalan tersebut.

Komarudin menyebut, usaha pembibitan berbasis masyarakat miliknya tidak pernah terkendala saat musim hujan. Namun saat kemarau (gadu) usaha tersebut membutuhkan pasokan air lebih banyak. Pasokan air didapatkan dengan membuat sumur bor. Selain pasokan air, penggunaan media tanam menjadi kunci penting dalam kegiatan pembibitan yang dilakukan.

Media tanam yang digunakan adalah, sekam, kompos, kotoran ternak serta tanah humus. Bibit yang diproduksi diantaranya, kemiri, pinang, medang, mahoni, damar, bayur, petai, pulai, jati, gempol, mahoni daun kecil, akasia, cempaka, ketapang, waru gunung, cengkih. Sebagian bibit membutuhkan asupan air cukup banyak selama kemarau. “Jenis tanaman yang butuh air cukup banyak disiapkan lokasi khusus dengan naungan waring agar panas tidak menyengat,” tuturnya, Senin (29/7/2019).

Sementara, untuk kegiatan memperbanyak bibit, difokuskan pada tanaman lokal. Selain tanaman kayu, sebagian bibit merupakan tanaman produktif yang menghasilkan buah. Tanaman kayu ditanam untuk mencegah kekurangan air saat kemarau atau untuk konservasi.

Lihat juga...