44 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Malaysia
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
KUPANG – Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal provinsi NTT yang bekerja di Malaysia dan meninggal dunia terus bertambah. Sejak bulan Januari hingga tanggal 16 Mei 2019 sudah sebanyak 44 PMI yang meninggal dunia dan kejadian ini sangat disesalkan berbagai pihak.
“Hari ini jenazah PMI atas nama Benediktus Manek asal desa Babulu Kobalima Malaka. Jenazah tiba di Bandara El Tari Kupang dan diantar ke kampung halamannya menggunakan jalan darat,” ujar direktur Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (PADMA), Gabriel Goa, Kamis (16/5/2019).
Dikatakan Gabriel, sebelumnya Elisabeth Ene Piran asal desa Lawohala, Kecamatan Ile Mandiri, kabupaten Flores Timur pun meninggal dunia. Jenazah almarhumah pun telah diantar untuk dimakamkan di kampung halamannya.

“Almarhumah merupakan PMI yang ke-43 kembali ke NTT. Suami almarhumah Fransiskus menuturkan, sebelumnya almarhumah istrinya sakit sejak dokter di Malaysia mencabut gigi belakang sebelah atas serentak, 5 buah gigi. Itu yang menyebabkan peradangan bahkan akhirnya sampai infeksi,” jelasnya.
Gabriel menyesalkan, masih adanya PMI asal NTT yang terus saja meninggal di Malaysia. Dirinya berharap pemerintah provinsi NTT segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kami mendukung segala langkah yang diambil pemerintah provinsi NTT agar kejadian meninggalnya PMI di luar negeri tidak terjadi terus menerus. Pembangunan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPPMI) harus dimanfaatkan oleh calon PMI,” pintanya.