Peranan Teknologi Mutasi Radiasi pada Bidang Pertanian
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Penggunaan varietas unggul menjadi salah satu cara yang dipercaya mampu membangun ketahanan pangan. Untuk itu, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) telah sejak lama memulai penelitian dalam bidang pertanian dengan menggunakan teknologi mutasi radiasi.
Peneliti Ahli Utama Batan, Soeranto Human, menceritakan, pertama kali penelitian dilakukan pada tahun 1972. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan varietas baru yang lebih unggul, berumur genjah, tahan terhadap hama penyakit dan berproduktivitas tinggi.

“Radiasi mampu menembus biji tanaman sampai ke lapisan kromosom. Struktur kromosom pada biji tanaman dapat dipengaruhi dengan sinar radiasi ini. Perubahan struktur akibat radiasi dapat berakibat pada perubahan sifat tanaman dan keturunannya,” kata Soeranto saat ditemui di Pusat Diseminasi dan Kemitraan Batan, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Fenomena ini digunakan untuk memperbaiki sifat tanaman agar diperoleh biji tanaman dengan keunggulan tertentu.
“Tanaman yang sudah diradiasi ini aman sepenuhnya. Tak ada unsur radioaktif yang tertinggal,” ucap Soeranto lebih lanjut.
Tercatat sudah ada tujuh tanaman pangan yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi mutasi radiasi. Yaitu padi sawah, padi gogo, kedelai, kacang hijau, kapas, sorgum, gandum dan kacang tanah.
“Kalau saya sendiri, sejak tahun 1992 meneliti sorgum. Dengan sebelumnya, melakukan penelitian pada varietas sorgum yang ditanam di daerah Gunung Kidul dan Wonogiri,” papar Soeranto.