Sugiarto : PATRI Miliki Kedekatan dengan Pak Harto 

Editor: Mahadeva

JAKARTA – Terbentuknya Perhimpunan Anak Tramigran Republik Indonesia (PATRI), tidak bisa dilepaskan dari jasa Presiden ke-2 RI HM Soeharto.

“Karena Beliau yang galakan program transmigrasi. Tanpa transmigran tidak ada anak transmigran. Dan kami akan selalu ingat pada Pak Harto, penggagas transmigran,” ujar Ketua PATRI, Sugiarto Sumas, pada Munas IV PATRI di Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Di usia PATRI ke-15, organisasi tersebut telah menjadi sosok yang cantik. Sosok dengan pemikiran dan gagasan pengabdian kepada bangsa dan negara. PATRI sudah memiliki pemikiran dan gagasan untuk transmigrasi di masa depan.

Sugiarto menyebut, awal berdirinya PATRI, tepatnya pada tanggal 16 Februari 2004, diawali ketika Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jacob Nuwa Wea, memberi restu organisasi anak transmigran berskala nasional secar formal.  Hal itu, dimulai dari langkah kecil dua anak transmigran bernama Hasprabu dan Ahmadi, yang menghadap Dirjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi.

Keduanya menyampaikan wacana dibentuknya PATRI. “Spontan Pak Dirjen menjawab, apakah Anda berdua tidak malu mengaku anak transmigran? Karena biasanya kita berada di kawasan transmigrasidisebut itu orang transmigran,” ujar Sugiarto menirukan jawaban Dirjen saat ditemui Hasprabu dan Ahmadi.

Sebagai orang transmigran, biasanya bekerja kepada penduduk sekitar. Fenomena tersebut terjadi di seluruh wilayah transmigrasi di mana pun, di Indonesia. Namun, 10 tahun kemudian kondisinya berbalik, warga sekitar yang bekerja kepada warga transmigran. Hal tersebut menggambarkan, program transmigrasi yang dikembangkan terlihat hasilnya 10 tahun kemudian. “Kerja keras, karena itu pertanyaanya tepat sekali. Waktu itu Prabu bilang tidak malu jadi anak transmigran,” tambahnya.

Lihat juga...