Masih Dibahas, Anies: Tarif MRT tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Editor: Koko Triarko
“Padahal, MRT itu tidak flat, ada tabelnya. Makanya, nanti dalam pembahasan jangan sampai kita keliru seakan-akan membahas tarif yang sama untuk semua tujuan. Lagi dibahas dan nanti ketika diputuskan bentuknya tabel,” ujar Anies.
Anies mencontohkan, tarif TransJakarta yang masih sama dari tahun 2004. Tarif tersebut dinilai tepat, karena tidak banyak berubah.
“Itulah kenapa saya masih bicara dengan dewan karena ini bukan sekadar, bukan harga yang bisa diubah-ubah dalam waktu singkat. Contohnya kita punya Transjakarta, sampai hari ini harganya Rp3.500 flat, betul kan?” kata Anies.
Tarif itu, kata Anies, sudah berlaku sejak 2004, dan sampai sekarang, sudah 15 tahun tidak berubah, sementara jika bicara biaya, sudah.
Orang nomor satu di Ibu Kota Jakarta masih berdiskusi dengan para anggota DPRD DKI, untuk membicarakan tarif MRT yang akan dilepas kepada warga.
Namun, Anies memastikan tarif akan ditetapkan sebelum pengoperasian komersial MRT yang direncanakan 1 April, mendatang.
“Kita masih ada waktu, toh ini masih belum beroperasi secara komersial. Jadi, saya masih akan bicara dengan dewan, mudah-mudahan sesegera mungkin,” katanya.
Dia juga menuturkan, dengan penetapan tarif MRT sebesar Rp8.500 tidak dilatar belakangi urusan Pemilu.
“Karena itu harga yang ditentukan hari ini, akan menentukan harga puluhan tahun ke depan. Sekali ditetapkan, maka dia akan menjadi rujukan untuk waktu yang sangat panjang. Karena itu, jangan menentukan harga mikir 17 April (hari Pemilu 2019), jangan. Jangan menentukan harga mikir kepuasan hari ini,” tegasnya.
Sementara, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono ,memastikan pembahasan tidak ada hubungan dengan pemilu.