Masa Panen Penyelang, Petani Kakao di Lamsel Peroleh Hasil Maksimal
Editor: Satmoko Budi Santoso
Namun jenis kakao merah disebutnya tahan terhadap serangan hama tupai karena ketebalan kulitnya. Meski demikian hasil panen kedua jenis kakao tersebut memberi penghasilan tambahan dari komoditas pertanian di kebun miliknya.
Saat panen penyelang dari total sekitar 200 batang tanaman kakao ia menyebut bisa mendapatkan hasil sekitar 50 kilogram. Saat panen raya ia menyebut hasil buah kakao yang dipanen bisa mencapai 300 hingga 400 kilogram.
Setelah melalui proses penjemuran menggunakan sinar matahari ia bisa menjual kakao kering dengan harga Rp18.000 per kilogram. Harga kakao pada masa panen raya disebutnya bisa naik hingga mencapai Rp25.000 hingga Rp35.000 per kilogram.
Produksi komoditas kakao yang meningkat saat musim panen penyelang diakui oleh Rozak (39) warga Desa Padan, Kecamatan Penengahan. Pengepul hasil pertanian salah satunya kakao tersebut membenarkan panen penyelang cukup menguntungkan bagi petani.
Meski demikian ia menyebut, imbas hujan yang kerap turun membuat proses penjemuran menjadi terhambat. Bagi petani tradisional proses pemeraman atau fermentasi menjadi solusi sembari menunggu sinar matahari untuk pengeringan.
Sejumlah pengepul besar disebut Rozak kerap memiliki mesin pengeringan untuk mengurangi kadar air. Sebab buah kakao yang dijemur melalui proses pengeringan manual kerap memiliki kadar air sekitar 8 persen.
Buah kakao kering yang siap dijual ke pabrik untuk diolah kerap harus memiliki kadar air berjumlah sekitar 5 persen. Harga kakao dengan kadar air di bawah 5 persen disebut Rozak bisa dibeli dengan harga Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram.
