Disnakkeswan Pessel: Peternakan Sistem Lepas Liar Perlu Dihilangkan
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
PESISIR SELATAN — Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Pesisir Selatan, Hazrita menyebutkan, bahwa masih banyak masyarakat di daerah tersebut menerapkan sistem yang peternakan melepasliarkan hewan ternak. Pola itu dinilai kurang bagus untuk sebuah sistem peternakan.

Disebutkan, mengembala dengan cara melepasliarkan merupakan cara tradisional. Cara itu dinilai cukup bagus, karena asupan makanan di nilai banyak, ketimbang mengurung di dalam kandang dan memberikan rumput. Namun untuk kondisi saat ini, Hazrita menyatakan kurang pas.
Sudah banyak lahan yang dikelola menjadi perkebunan, pertanian, dan bahkan alih fungsi lahan jadi perumahan, membuat padang ternak semakin sempit. Belum lagi jika di jalan raya, yang sewaktu-waktu dapat mengganggu lalu lintas.
“Kita telah menyampaikan kepada peternak sapi, supaya tidak ada lagi pola lepasliarkan ternak tersebut. Secara perlahan-lahan kita tentu berharap, semua ternak benar-benar terawat dengan baik,” katanya, Senin (18/3/2019).
Sebagai daerah yang memiliki potensi besar di sektor peternakan, serta juga memiliki plasma nutfa sapi lokal yang dikenal dengan sapi pasisia, sangat disarankan pola beternak dengan cara dilepas agar dihilangkan.
“Sebab, selain bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas ternak, mengandangkan pada lahan gembala atau secara konvensional juga bisa mempertahankan habitat lokal,” jelasnya.
Upaya itu disampaikanya, sebab usaha peternakan, diyakini bisa memberikan jaminan secara ekonomi bagi pengelolanya. Bahkan melalui kemajuan teknologi saat ini, sapi betina yang produktif bisa dilakukan Inseminasi Buatan (IB) secara teratur.