Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Herman Budiarto, mengakui bahwa ancaman banjir yang ditimbulkan oleh luapan sungai, sangat berpotensi terjadi di daerah Pesisir Selatan.
Menurutnya, hal tersebut terjadi mengingat kondisi sungai di Pesisir Selatan rata-rata aliran sungainya cukup tajam karena memiliki kemiringan cukup tinggi. Bahkan pada beberapa titik juga telah terjadi pendangkalan dan belokan.
“Dari data yang kita miliki saat ini apabila ditotal jumlah penduduk yang terancam keselamatanya akibat luapan sungai di Pesisir Selatan mencapai 16 ribu kepala keluarga (KK). Mereka yang terancam ini adalah yang mendirikan bangunan di sepanjang bantaran sungai,” katanya.
Ia menilai agar kebiasaan mendirikan bangunan di sepanjang bantaran sungai ini bisa dihilangkan, sehingga BPBD Pesisir Selatan bersama pihak terkait lainya terus melakukan imbauan dan sosialisasi.
Menurutnya, sosialisasi dilakukan dengan cara menyampaikan langsung ke masyarakat yang tinggal disepanjang daerah aliran sungai. Alasannya, kawasan itu juga merupakan sebuah ancaman bagi masyarakat itu sendiri, yang mendirikan bangunan dekat dari sungai.
Ia mengaku tidak dapat dipungkiri cukup banyak sungguh di Pesisir Selatan yang terjadi abrasi tebing yang menyebabkan pembelokan di sungai berubah, dan membuat pendangkalan di sungai tersebut.
“Kondisi itu akan terjadi apabila aktivitas hujan yang cukup sering turun, dan membuat volume air jadi meningkat serta membuat arus air sungai jadi lebih deras. Sehingga tikungan air yang ada itu diterjal, dan terjadilah abrasi tebing sungai,” sebutnya.