Hasan juga menyebut meski sementara ditutup untuk penyempurnaan di paket dua hingga paket empat, saat semua fasilitas selesai, Jalinsum dipastikan akan kembali sepi. Hasan yang memiliki warung makan sederhana mengaku, penutupan tol tersebut hanya bersifat sementara untuk melengkapi fasilitas lampu jalan, rest area, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) serta fasilitas lain. Ia mengaku harus pasrah jika jalan tol ruas Bakter memasuki tahap fungsional menyeluruh.
Penghentian sementara operasi JTTS oleh pengelola jalan tol ruas Bakter juga disyukuri oleh Sumino, salah satu pedagang durian.
Pedagang durian di Jalinsum Desa Banjarmasin diakuinya sempat susah mendapatkan pembeli karena selama arus liburan Nataru semua kendaraan pribadi memilih melintas di jalan tol. Sebagai pedagang durian musiman, Sumino bahkan hanya mengandalkan pengendara roda dua, bus, kendaraan pribadi dan truk yang masih menggunakan Jalinsum menuju pelabuhan Bakauheni.
Bertepatan dengan puncak masa panen durian, Sumino mengaku, sebagian warga mengadu nasib menjadi pedagang durian dadakan. Pada sepanjang Jalinsum mulai dari Kalianda hingga Bakauheni saja ia mengaku ada ratusan pedagang buah durian.
Dibandingkan tahun sebelumnya tingkat penjualan buah durian menurun selama JTTS dioperasikan. Kondisi tersebut diakuinya berlangsung hampir selama dua pekan pada angkutan Nataru hingga jalan tol kembali ditutup untuk paket dua hingga paket empat.
“Saat jalan tol ditutup pada sejumlah paket, pedagang durian bisa bernapas lega karena banyak pengendara tujuan Jakarta membeli oleh oleh durian di tempat kami,” beber Sumino.