LAMPUNG – Sejumlah pelaku usaha di sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) sempat kelimpungan selama Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dioperasikan.
Hasan, salah satu pemilik usaha warung makan di Desa Sukabaru, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut, kendaraan yang melintas di Jalinsum sepi selama angkutan Natal dan Tahun Baru sejak 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019.
Imbasnya selain Jalinsum sepi, usaha warung makan miliknya juga sepi pembeli karena semua kendaraan jenis bus, truk, kendaraan pribadi melewati jalan tol.
Dioperasikannya jalan tol trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggibesar (Bakter) sepanjang 140,9 kilometer selama angkutan Nataru cukup berpengaruh. Pada kondisi normal dalam sehari Hasan mengaku mendapatkan omzet dari pengendara yang melintas hingga Rp3 juta per hari.

Selama JTTS dioperasikan ia menyebut, hanya mendapatkan omzet sekitar Rp1,5 juta per hari. Masyarakat disebutnya memilih melintas di jalan tol setelah keluar dari kapal dan langsung menuju ke jalan tol, keluar di gerbang tol Kotabaru untuk ke kota Bandarlampung atau keluar di Bandarjaya saat akan menuju ke Palembang.
“Cukup terasa penurunan omzet dan pembeli hanya masyarakat yang masih menggunakan akses Jalinsum, pelanggan pemilik truk yang masih memiliki relasi dengan rumah makan. Setelah itu masuk ke jalan tol melalui gerbang tol Bakauheni Utara,” terang Hasan, salah satu pemilik warung di Desa Hatta, saat ditemui Cendana News, Jumat (4/1/2019).