BMKG dan BPBD, Masih Memantau Dampak Gempa Kepulauan Aru

Ilustrasi - seismograf pencatat getaran gempa - Dok: CDN

AMBON – Dampak dari gempa tektonik bermagnitudo 5,9 Skala Richter (SR) di Kepualauan Aru masih belum terdata. Petugas Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ambon dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Aru, masih melakukan pemantauan.

“Data yang kami terima dari BPBD Kepulauan Aru kalau dampak gempa kemarin menyebabkan satu orang mengalami luka ringan dan tiga rumah penduduk serta sebuah rumah sakit juga mengalami kerusakan ringan,” kata Seksi Data dan Informasi BMKG, Andi Azhar, Minggu (27/1/2019).

Satu korban luka ringan, disebabkan panik dan terjatuh saat terjadi gempa. Tiga rumah penduduk dan satu bangunan rumah sakit, mengalami rusak ringan. Kerusakan yang dialami, atap yang terjatuh, serta dinding rumah mengalami keretakan.

“Kabupaten Kepulauan Aru secara geografis, wilayahnya terdiri dari banyak pulau, sehingga petugas sulit melakukan pemantauan secara cepat ke seluruh pulau atau pun mendapatkan informasi dari warga,” katanya.

Dipastikan, gempa tektonik tersebut tidak berpotensi tzunami, sehingga warga Kepulauan Aru diimbau tetap tenang, dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan.

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Aru, Fedrik Hendrik, menyebut, satu korban luka ringan bernama Shintia Gaspers. Kemudian tiga rumah warga yang mengalami kerusakan, yang terdata BPBD adalah milik Yohanis Kolriri, Nurwin Keleandan, dan Mathias Atjas, ditambah sebuah bangunan rumah sakit di Kota Dobo.

Rumah keluarga Kolriri terletak di jalan Mutiara RT 015/005 dan Nurwin Keleandan di Jalan Wiliam Harman RT 010/RW 004 masing-masing di Kelurahan Galay Dubu. Sedangkan rumah keluarga Mathias Atjas terletak di Jalan Cendrawasih RT001/RW 005 Kelurahan Siwalima.

Lihat juga...