Tokoh Lintas Agama Deklarasikan Pemilu Damai
Editor: Mahadeva WS
JAKARTA – Tokoh lintas agama, mendeklarasi pemilu damai tanpa hoaks. Mereka siap bahu membahu mewujudkan pemilu 2019 yang damai. Deklarasi disuarakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Kerukunan Antar Umar Beragama (MUI KUB), Yusnar Yusuf Rangkuti, pada diskusi, Peran Tokoh Lintas Agama di Tahun Politik, di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Menurutnya, Indonesia memilih menjadi negara demokrasi dan bukan negara monarkhi. Karena itu, sirkulasi kepemimpinan dilakukan melalui mekanisme Pemilihan Umum (pemilu), yang digelar oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Dalam pemilu yang diselenggarakan setiap lima tahun, rakyat secara otonom mendapatkan hak untuk memilih presiden dan wakil presiden, memilih anggota legislatif, baik di pusat maupun di daerah.
“Kampanye adalah proses politik untuk memperkenalkan calon pemimpin ke rakyat. Namun, tak jarang kampanye politik menimbulkan gesekan dan ketegangan politik, yang potensial mengancam keutuhan negara,” tandas Yusnar.
Saat ini, ketegangan politik yang berbahaya, seringkali dipicu oleh ujaran kebencian dan narasi hoaks, yang disebarkan pihak tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, tokoh lintas agama menyatakan sikap, menolak penggunaan ujaran kebencian dan narasi hoaks dalam kampanye politik praktis. “Ujaran kebencian dan hoaks, tidak menyehatkan untuk kepentingan demokratisasi di Indonesia,” tandasnya.
Tokoh lintas agama meminta Partai Politik (parpol) peserta pemilu, berkomitmen menggunakan kampanye santun, dan bukan kampanye kekerasan. Juru kampanye (jurkam), diminta untuk menghindari politik berdimensi rasial (SARA). bukan hanya karena Indonesia adalah negera yang plural, tetapi juga untuk menyelamatkan Indonesia dari kehancuran.