Pemanfaatan Cuaca, Kunci Sukses Budidaya Ikan Air Tawar

Editor: Satmoko Budi Santoso

Suhu yang lebih sejuk saat musim hujan, diakui Stevanus Sukoco, sangat mendukung dalam usaha budidaya ikan air tawar. Sebanyak lima kolam budidaya ikan lele dari terpal mulai diisi dengan benih yang baru dengan jumlah mencapai 5000 ekor secara bertahap.

Sekali panen dengan harga di tingkat pengepul mencapai Rp20.000 Stevanus Sukoco menyebut, bisa memperoleh hasil sekitar Rp8 juta dari sebanyak 4 kuintal ikan lele yang dipanen. Prospek tersebut akan semakin didukung kondisi cuaca hujan yang menyediakan pasokan air melimpah.

“Saya menyediakan bak penampungan khusus untuk air hujan yang diendapkan serta diberi zat khusus untuk menetralisir kadar keasaman, baru disalurkan ke kolam ikan dengan terpal,” beber Stevanus Sukoco.

Perhitungan dalam budidaya ikan air tawar memanfaatkan cuaca, diakui Stevanus, membuat ia selalu rutin mengecek prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Budidaya ikan air tawar mengandalkan air, membuat dirinya bisa mengatur secara terjadwal jenis ikan yang akan dibudidayakan.

Saat ini Stevanus Sukoco bahkan mulai mengembangkan budidaya belut memanfaatkan drum bekas. Media budidaya tersebut memanfaatkan bibit belut dari alam yang dibesarkan.

Selain Stevanus Sukoco, pembudidaya ikan lain yang optimis datangnya musim penghujan meski intensitas masih kecil adalah pembudidaya ikan di Kecamatan Palas.

Suminah, warga Desa Mekar Mulya Palas memperlihatkan kolam terpal lokasi budidaya ikan gurame – Foto Henk Widi

Suminah (40) salah satu pembudidaya ikan sekaligus penyedia benih ikan nila dan gurame menyebut, musim kemarau membuat usaha yang dimilikinya mengurangi kolam pembibitan.

Lihat juga...