Masuki Musim Penghujan, Permintaan Bibit Ikan Meningkat
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
YOGYAKARTA — Memasuki musim penghujan, permintaan bibit ikan konsumsi oleh petani di Yogyakarta mulai meningkat. Hal tersebut terjadi seiring semakin melimpahnya ketersediaan air di kolam-kolam mereka.
Sejumlah pembudidaya ikan di kawasan Sleman bahkan mengaku mulai kewalahan memenuhi permintaan karena banyaknya petani yang membutuhkan bibit untuk pembesaran.
“Saat memasuki musim hujan seperti ini memang mulai banyak petani yang mencari bibit. Kemarin saya baru jual 15 kilo bibit nila. Ini sudah ada lagi yang minta, padahal produksi terbatas,” kata salah seorang anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Tirta Rahayu, dusun Sangubanyu, Moyudan, Sleman, Ahmad Bachtiar, Senin (18/11/2018).
Memanfaatkan dua kolam tanah untuk indukan dan tiga kolam semen untuk anakan, Ahmad sendiri mengaku mampu memproduksi sekitar 10-15 kilo bibit ikan nila berbagai ukuran setiap bulannya.
Satu kilo bibit ikan nila sendiri ia jual mulai dari Rp35 ribu hingga Rp65 ribu tergantung ukuran.
“Ikan nila termasuk mudah dibudidayakan. Saya sendiri awalnya hanya memelihara sekitar 100 indukan. Setiap bulan separuh indukan itu memijah dan menghasilkan 10 -15 kilo bibit anakan,” katanya.
Salah satu kendala adalah ketersediaan cacing sutra yang sulit untuk didapatkan. Padahal untuk budidaya, ketersediaannya sangat penting sebagai makanan awal bibit ikan nila.
“Sebenarnya untuk anakan paling bagus pakai pakan cacing sutra. Sehingga pertumbuhannya bisa lebih cepat. Tapi memang mencarinya sulit. Harganya seliter mencapai Rp25 ribu,” katanya.
Mengatasi hal itu, Ahmad sendiri mengaku mengganti dengan pakan pabrikan berupa pelet berbentuk serbuk. Harga juga tak jauh beda dengan cacing sutra yakni Rp24 ribu per kilogram.