Korupsi Century, Miranda Goeltom Diperiksa KPK Lagi

Ilustrasi KPK - Foto Dokumentasi CDN

Dalam perkara tindak pidana korupsi, pemberian FPJP kepada Bank Century, dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik, mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa BI, Budi Mulya, telah dijatuhi putusan kasasi pada 8 April 2015, yaitu penjara selama 15 tahun dan denda Rp1 miliar subsider delapan bulan kurungan.

Pada pengadilan tingkat pertama, Budi Mulya divonis penjara 10 tahun ditambah denda Rp500 juta subsider lima bulan kurungan. Di putusan banding Pengadilan Tinggi, divonis 12 tahun penjara, ditambah denda Rp500 juta subsider lima bulan kurungan.

Dalam putusan Budi Mulya disebutkan, Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom selaku Deputi Gubernur Senior BI, Siti Chalimah Fadjriah, S Budi Rochadi, Harmansyah Hadad, Hartadi Agus Sarwono dan Ardhayadi Mitroatmodjo masing-masing selaku Deputi Gubernur BI, dan saksi Raden Pardede, selaku sekretaris Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), masuk dalam unsur penyertaan bersama-sama melakukan tindak pidana berdasarkan pasal 55 KUHP.

Dalam pasal 55 KUHP, orang-orang yang disebut bersama-sama terhadap yang bersangkutan secara hukum, bisa dimintai pertanggungjawaban pidana. Tapi mantan Deputi Bidang V Pengawasan Bank Umum dan Bank Syariah Bank Indonesia, Siti Chodijah Fadjriah, yang dinilai dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sudah meninggal dunia pada 16 Juni 2015.

Itikad Majelis Hakim Agung, yang terdiri dari Artidjo Alkostar sebagai ketua, dan anggota M. Askin dan MS. Lumme menilai, pemberian persetujuan penetapan pemberian FPJP kepada PT Bank Century oleh Budi Mulya, dilakukan dengan itikad tidak baik. Kebijakannya melanggar pasal 45, dan penjelasannya UU No.23/1999, tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No.3/2004. Konsekuensi yuridisnya, perbuatan Budi merupakan perbuatan melawan hukum.

Lihat juga...