Tiga Strategi Tingkatkan Wisata Kuliner Indonesia

Menteri Pariwisata Arief Yahya. - Foto: Dok. CDN

JAKARTA — Menteri Pariwisata, Arief Yahya, memaparkan ada tiga strategi yang dijalankan untuk menarik wisatawan mancanegara melalui wisata kuliner di Indonesia.

Dalam konferensi pers di Kementerian Pariwisata Jakarta, Menteri Arief Yahya menjelaskan peningkatan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) melalui wisata kuliner tidak mengalami kendala berarti, namun masih ada pekerjaan rumah yang diselesaikan untuk menarik wisatawan mancanegara melalui kuliner Indonesia.

“Pekerjaan rumahnya bagaimana menarik wisman ke sini. Yang pertama adalah Indonesia belum memiliki makanan nasional. Saya contohkan, kalau Thailand ada Tom Yum, Malaysia dengan nasi lemak. Ini namanya ‘problem of plenty’ karena punya banyak makanan,” kata Arief, Selasa (18/9/2018).

Arief menjelaskan soto ditetapkan menjadi kuliner nasional yang diputuskan oleh lima lembaga/kementerian dipimpin oleh Badan Ekonomi Kreatif. Hal itu karena soto banyak terdapat di sejumlah wilayah Indonesia.

Namun, Kementerian Pariwisata memutuskan sendiri ada lima kuliner nasional, yakni soto, rendang, nasi goreng, sate dan gado-gado. Bahkan, tiga di antara makanan tersebut telah ditetapkan oleh CNN sebagai World Most Delicious Food.

Strategi kedua untuk meningkatkan wisata kuliner Indonesia adalah menetapkan destinasi kuliner. Kemenpar pun tengah melakukan sertifikasi tiga kota sebagai destinasi wisata kuliner, yakni Bali, Bandung dan Yogyakarta.

“Tahun 2018 saya harapkan Bali sudah jadi destinasi kuliner, dan bisa dilanjutkan ke Bandung,” kata Menpar.

Kemudian, cara ketiga meningkatkan kuliner Indonesia dalah dengan melakukan co-branding pada restoran-restoran Indonesia yang sudah ada di luar negeri.

Lihat juga...