Terkendala Pakan, Peternak Lebah Kewalahan Penuhi Permintaan Pasar
Editor: Makmun Hidayat
“Peternak akan melakukan survei ke berbagai lokasi yang dianggap bagus untuk pakan lebah, seperti survei ke wilayah Subang, Garut dan Jawa Tengah, untuk menemukan perkebunan buah untuk dijadikan pakan lebah seperti perkebunan rambutan atau karet. Maka lebah yang masih berada di Jawa akan dipindah ke lokasi yang masih berbunga untuk diternak, yang telah dibuatkan tempat khusus,” jelasnya.

Artinya, lanjut dia, lebah meskipun diternak kehidupannya tetap liar. Karena lebah ini hidup berkoloni, saat dilepas, dia tidak akan salah masuk kedalam koloninya masing masing karena setiap ratu mempunyai aroma. kalau bukan warga koloni maka akan ada yang mengusir. Lebah dibagi menjadi tiga kasta, ada pekerja lapangan, satpam dan ratu yang kerjanya hanya bertelur.
“Lebah harus diternak karena usia lebah ini hanya 60 hari, dari waktu bertelur sampai bisa terbang waktunya satu bulan. Hal itu untuk menjaga kelestariannya, dari pemburuan liar yang disebut madu liar. Karena pola berburu madu liar itu, akan menghabiskan satu generasi, jika terus dilakukan maka populasi lebah terus berkurang dan habis,” tegas mantan develover ini.
Harus Ada Campur Tangan Pemerintah
Dalam menjaga populasi lebah di Indonesia, Setiyono mengatakan harus ada campur tangan pemerintah pusat dan daerah, terutama Perhutani. Dikatakan, selama ini, madu di Indonesia 60 persen masih di import dari luar, padahal alam agro Indonesia cukup mendukung. Pemerintah harus melakukan sosialisasi pentingnya menjaga populasi lebah dengan cara diternak bukan diburu secara liar.