Jaswanto, Tumbuhkan Dunia Literasi dari Bali
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Bagi saya menulis itu keren, Bang. Punya dunia sendiri. Juga, dengan menulis saya bisa dikenal dunia. Saya menulis maka saya ada,” kata Demisioner Dirut LAPMI HMI Cabang Singaraja dan PA HMI Cabang Singaraja ini.
Selain menulis buku, ia juga mahir dalam menulis cerpen. Beberapa karangan cerpen tersebut seperti berjudul Rimba pernah dimuat di majalah Pendidikan Ekonomi Undiksha edisi ke-1 tahun 2018.
Selain itu ia juga pernah menjadi finalis (lima besar) dalam Gema Lomba Karya Esai Nasional 2017 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, serta menjadi Penulis Artikel Terbaik dalam kegiatan Calling for Article pada tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Undiksha, serangkaian dengan penerbitan Majalah Fakultas Ekonomi “E-MAGZ” Edisi ke-6.
“Selama proses menulis, karya yang paling berkesan ialah, walaupun diterbitkan secara indie, ketika saya menulis novel yang pertama, Munajat Hati. Sebab, berkat karya pertama itulah nama saya lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa dan komunitas-komunitas literasi,” imbuh Jaswanto.
Selain menjadi mahasiswa, ia juga menjadi pendiri sekaligus penggerak komunitas Perpustakaan Jalanan Lentera Merah dengan dibantu oleh beberapa temannya.
Ia berharap, keahlian yang dimiliki bisa ditularkan kepada para pemuda lain, khususnya bagi para mahasiswa. Selain itu, ia juga bercita-cita membentuk sekolah literasi di Indonesia termasuk di Bali.
“Saya memiliki cita-cita bisa berpetualang ke seluruh pelosok negeri untuk menyebarkan virus literasi,” pungkasnya.