Sebagai istri seorang pimpinan tentara, Ibu Tien Soeharto selalu senantiasa memberi perhatian utama bagi kesehatan para prajurit maupun keluarga mereka. Berbagai kiprah ibu Tien selama mendampingi Pak Harto, antara lain menggelar pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelekaan (P3K) bagi istri-istri prajurit, membangun poliklinik yang ditujukan bagi pelayanan kesehatan khusus para anggota dan keluarga, membuat berbagai program kesehatan bagi ibu dan anak, bahkan merenovasi pavilun kanker di RS Tjipto Mangunkusumo Jakarta bersama ibu-ibu yang tergabung dalam RIA Pembangunan.
Bagi Ibu Tien Soeharto, anak-anak adalah tunas-tunas bangsa, harapan bangsa dan akan menjadi generasi penerus, sehingga harus sehat jasmani maupun rohaninya, mentalnya, dan harus berbudi pekerti luhur. Saat awal Pak Harto menjadi Presiden, masalah kematian bayi dan ibu saat melahirkan, angkanya sangat tinggi. Hal ini sangat merisaukan Ibu Tien. Saat itu, penyebab terbesar dari kematian ibu melahirkan (bersalin) antara lain karena komplikasi obstetrik pada masa hamil, bersalin dan nifas, serta suatu tindakan selama masai itu seperti perdarahan, toksemia, dan infeksi. Ibu Tien berjuang keras mengatasi masalah tersebut. “Hanya ibu yang sehat lahir batinnya yang akan memberikan anak-anak yang sehat pula,” pesan Ibu Tien Soeharto saat itu.
RSAB Harapan Kita
Maka, ketika Ibu Tien mendampingi Presiden Soeharto untuk melakukan kunjungan ke Australia pada 3-4 April 1975, Ibu Tien berkunjung ke sebuah rumah sakit anak. Kunjungan tersebut ternyata begitu membekas sekaligus menginspirasi Ibu Tien untuk membuat rumah sakit khusus anak. Tak berapa lama, rapat pengurus Yayasan Harapan Kita merencanakan pembangunan rumah sakit untuk anak dan ibu bersalin.