Memorabilia Petilasan Tempat Tidur “Laku Presiden Soeharto” di Rumah “Lurah Soeharto” Glonggong Madiun
Oleh Mahpudi, MT
Saat tim Ekspedisi Incognito Pak Harto pada 7 Juni 2012 meniti napak tilas Pak Harto di Desa Glonggong, saya dan tim bertemu dengan saksi langsung kejadian tersebut, yang tak lain adalah Yon Harsono, putra dari sang Kepala Desa saat itu.
“Memang, nama ayah saya adalah Soeharto. Beliau pada masa itu adalah kepala desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Madiun,” ungkap Yon Harsono.
Menurut Yon, saat itu, kesamaan nama itu, membuat sang Presiden dan sang Lurah, segera menjadi akrab. Terlebih lagi, keduanya memiliki kesamaan lainnya, yakni sangat menghayati nilai-nilai luhur budaya Jawa.

Saat kunjungan tersebut, Pak Harto menginap di rumah yang ditinggali oleh Yon Harsono bersama keluarga pada 24 Juli 1970.
“Ya, saya mendapati ayah bersama Pak Harto berbincang semalaman di ruang tengah rumah kami,” tuturnya lagi, sambil memperlihatkan kepada kami, tempat Pak Harto beristirahat pada malam itu.
Ternyata, pada 1970 itu, Pak Harto menginap di sebuah rumah tradisional khas Jawa Timur, dilengkapi gebyog berukir, dengan tanda tahun pembuatan 1837. Pada bagian tengah, terdapat sebuah relung, yang menurut pemiliknya, digunakan sebagai tempat sesaji. Tampaknya, sang pemilik terus mempertahankan keaslian rumah, serta merawat dengan baik rumah tersebut.
“Tempat tidur di mana Pak Harto istirahat waktu itu, juga masih kami simpan. Kami gantung agar tak ada yang melangkahi,” kata Yon kepada Tim Incognito, ketika menunjukkan bahwa keluarga tersebut masih merawat dan mengabadikan memorabilia (benda kenangan) yang ditiduri Presiden Soeharto saat itu.